Sabtu, 14 Februari 2015

TEORI KOTA

Capture
Kota adalah salah satu ungkapan kehidupan manusia yang mungkin paling kompleks. Kebanyakan ilmuwan berpendapat bahwa, dari segi budaya dan antropologi, ungkapan kota sebagai ekspresi kehidupan orang sebagai pelaku dan pembuatnya adalah penting dan sangat perlu diperhatikan. Hal tersebut disebabkan karena permukiman perkotaan tidak memiliki makna yang berasal dari dirinya sendiri, melainkan dari kehidupan di dalamnya. Yang jelas adalah kenyataan bahwa kawasan kota juga memiliki sifat yang sangat mempengaruhi kehidupan tempatnya. Kenyataan tersebut dapat diamati di tempat di mana suasana kota kurang baik dan di mana masyarakatnya menderita oleh wujud dan ekspresi tempatnya.
Sudut pandang tentang arti dari sebuah Kota pun bisa berbeda-beda tergantung bagaimana pendekatannya terhadap konsentrasi bidang ilmu nya masing-masing. Seperti misalnya, seorang dengan profesi di bidang Geografi akan menekankan pada permukaan kota dan lingkungannya dengan mencari hubungan antara wajah kota dan bentuk serta fungsi kota itu. Lain halnya dengan seorang Geolog, karena dia akan memperhatikan lahan dan tanah di bawah kota dan bagaimana hubungannya dengan pembangunan. Sudut pandang seorang Ekonom akan berbeda lagi karena dia akan mementingkan masalah perdagangan kota yang berfokus padahubungan kegiatan dan potensi kota secara finansial. Adapun seorang Antropolog akan memandang kota dari lingkup budaya dan sejarah. Lain halnya dengan seorang Politikus yang menekankan padacara mengurus kota dan bagaimana hubungan antara pihak pemerintah dan swasta. Kemudian perhatian seorang Sosiolog berbeda pula, karena dia berfokus pada klasifikasi permukiman kota dari semua aspek tabiatnya, sedangkan seorang ilmu kesehatan akan memperhatikan keadaan lingkungan kesehatan permukiman kota. Lain pula halnya dengan sudut pandang seorang berlatar belakang ilmu hukum yang akan berfokus pada hubungan peraturan dan keputusan dengan perencanaan kota serta pelaksanaannya. Lain lagi dengan seorang Insinyur, yang berfokus pada sistem prasarana kota dan pembangunannya serta struktur anatomi kota dan perencanaannya. Dan akirnya, seorang Arsitek memiliki beberapa sudut pandang yang sama dengan para Insinyur, namun dia akan
lebih menekankan aspek-aspek kota secara fisik dengan memperhatikan hubungan antara ruang dan massa perkotaan serta bentuk dan polanya, Markus Zahnd, Perancangan Kota secara Terpadu (2006 ; 1-3)
Kota merupakan sebuah sistem yaitu sistem terbuka, baik secara fisik maupun sosial ekonomi, bersifat tidak statis dan dinamis atau bersifat sementara. Dalam perkembangannya, kota sukar untuk dikontrol dan sewaktu-waktu dapat menjadi tidak beraturan. Kota merupakan suatu wilayah berkembangnya kegiatan sisial, budaya dan ekonomi perkotaan yang tidak berstatus sebagai kota administratif atau kotamadya. Aktifitas dan perkembangan kota mempunyai pengaruh terhadap lingkungan fisik Prof. Dr. Ir. Zoe’raini Djamal Irwan, M.Si, tantangan lingkungan & lansekap kota (2004 ; 31). Beliau juga mengemukakan pengrtian kota sebagai berikut:
  1. Suatu areal dimana terdapat atau menjadi pemusatan penduduk dengan kegiatannya dan merupakan tempat konsentrasi penduduk dan pusat aktivitas perekonomian (seperti industri, perdagangan dan jasa)
  2. Kota merupakan sebuah sistem, baik secara fisik maupun sosial ekonomi, bersifat tidak statis yang sewaktu-waktu dapat menjadi tidak beraturan dan susah dikontrol.
  3. Mempunyai pengaruh terhadap lingkungan fisik seperti iklim dan sejauh mana pengaruh itu sangat tergantung kepada perencanaannya.
Prof. Dr. Ir. Zoe’raini Djamal Irwan, M.Si, juga mengemukakan dalam bukunya tantangan lingkungan & lansekap kota (2004 ; 31), dari berbagai macam sudut pandang para ahli, aspek utama yang digunakan untuk menjelaskan pengertian kota antara lain adalah dari aspek morfologi, jumlah penduduk, hukum, ekonomi, dan sosial. Berbagai literatur mengenai kota antara lain mengemukakan bahwa banyak kota – kota bermula dari desa kecil yang terdapat di pusat pertanian yang subur, misal nya Los Angeles. Hal serupa terjadi jika daerah pertanian itu menjadi suatu daerah yang optimum bagi pertumbuhan ekonomi pertanian yang terus berkembang. Kota petani tumbuh dengan pesatnya ke daerah subur yang justru merupakan unsur utama perkembangan kota. Sehingga berakibat pada usaha pertanian yang menjadi terhambat, bahkan akirnya perdagangan mengganti sistem pertanian daerah secara menyeluruh.kota berkembang terus dan menyebar ke arah tanah pertanian yang mengakibatkan rusaknya usaha pertanian. Banyak kriteria yang digunakan untuk sebuah kota sehingga defenisi kota berbeda disetiap negara. Namun, Bank Dunia tantangan lingkungan &
lansekap kota (2004 ; 32) membuat standar untuk mengenali aspek permukiman yang berdasarkan jumlah penduduk, yaitu :
  1. lebih dari 20.000 penduduk disebut urban
  2. lebih dari 100.000 penduduk disebut cities
  3. berpenduduk lebih dari 5 juta disebut big cities

Jorge E. Hardoy dalam bukunya asal usul kebudayaan pemukiman ; 22, yang dikutip Amos Rapoport menggunakan 10 kriteria secara lebih spesifik untuk merumuskan kota :
  1. Ukuran dan jumlah penduduknya yang besar terhadap massa dan tempat
  2. Bersifat permanen
  3. Kepadatan minimum terhadap massa dan tempat
  4. Struktur dan tata ruang perkotaan seperti yang ditunjukan oleh jalur jalan dan ruang- ruang perkotaan yang nyata
  5. Tempat dimana masyarakat tinggal dan bekerja
  6. Fungsi kota minimum yang diperinci, yang meliputi sebuah pasar, sebuah pusat administratif dan pemerintahan, sebuah pusat militer, sebuah pusat keagamaan, atau sebuah pusat aktivitas intelektual bersama dengan kelembagaan yang sama
  7. Heterogenitas dan perbedaan yang bersifat hirarkis pada masyarakat
  8. Pusat ekonomi perkotaan yang menghubungkan sebuah daerah pertanian di tepi kota dan memproses bahan mentah untuk pemasaran yang lebih luas
  9. Pusat pelayanan bagi daerah-daerah lingkungan setempat
  10. Pusat penyebaran, memiliki suatu falsafah hidup perkotaan pada massa dan tempat itu
Amos Rapoport, perumusan-perumusan yang agak luas ini telah menuntun ke arah argumentasi yang lebih jauh daripada sekedar definisi-definisi klasik yang hanya cocok dengan kota-kota modern di Eropa dan beberapa kota lainnya dikutip Markus Zahnd, Perancangan kota Secara Terpadu (2006 ; 4-5).

Perkembangan Kota di Indonesia

Perkembangan kota secara umum menurut Branch (1995) yang dikutip oleh Feri Ema Kurniawati, perkembangan Struktur Ruang Kota (2007;14-15)sangat dipengaruhi oleh situasi dan kondisi internal yang menjadi unsur terpenting dalam perencanaan kota secara komprehensif. Unsur eksternal yang menonjol juga dapat mempengaruhi perkembangan kota. Faktor internal yang mempengaruhi perkembangan kota adalah:
  1. Keadaan geografis yang mempengaruhi fungsi dan bentuk fisik kota. Kota yangdengan kebutuhan masyarakat luas, ketersediaan unsur-unsur umum akan menarik kota ke arah tertentu. berfungsi sebagai simpul distribusi, misalya perlu terletak di simpul jalur transportasi, di pertemuan jalur transportasi regional atau dekat pelabuhan laut. Kota pantai, misaliya akan cenderung berbentuk setengah lingkaran, dengan pusat lingkaran adalah pelabuhan laut.
  2. Tapak (site) merupakan faktor-faktor kedua yang mempengaruhi perkembangan suatu kota. Salah satu yang dipertimbangkan dalam kondisi tapak adalah topografi. Kota yang berlokasi di dataran yang rata akan mudah berkembang ke semua arah, sedangkan yang berlokasi di pegunungan biasanya mempunyai kendala topografi. Kondisi tapak lainnya berkaitan dengan kondisi geologi. Daerah patahan geologis biasanya dihindari oleh perkembangan kota.
  3. Fungsi kota juga merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan kota- kota yang memiliki banyak fungsi, biasanya secara ekonomi akan lebih kuat dan akan berkembang lebih pesat daripada kota berfungsi tunggal, misalnya kota pertambangan, kota yang berfungsi sebagai pusat perdagangan, biasanya juga berkembang lebih pesat daripada kota berfungsi lainnya. Short (1984) mengemukakan terdapat lima fungsi kota yang dapat mencerminkan karakteristik struktur ruang suatu kota, yaitu: (a) kota sebagai tempat kerja, (b) kota sebagai tempat tinggal, (c) pergerakan dan transportasi, (d) kota sebagai tempat investasi, (e) kota sebagai arena politik.
  4. Sejarah dan kebudayaan juga mempengaruhi karakteristik fisik dan sifat masyarakat kota. Kota yang sejarahnya direncanakan sebagai ibu kota kerajaan akan berbeda dengan perkembangan kota yang sejak awalnya tumbuh secara organisasi. Kepercayaan dan kultur masyarakat juga mempengaruhi daya perkembangan kota. Terdapat tempat-tempat tertentu yang karena kepercayaan dihindari untuk perkembangan tertentu.
  5. Unsur-unsur umum, misalnya jaringan jalan, penyediaan air bersih berkaitan

Secara teoritis dikenal tiga cara perkembangan dasar di dalam kota, dengan tiga istilah teknis, yaitu perkembangan horizontal, perkembangan vertikal, serta perkembangan interstisial Markus Zahnd, perancangan kota secara terpadu 2006;25

1. Perkembangan horizontal

Cara perkembangannya mengarah ke luar. Artnya, daerah bertambah, sedangkan ketinggian dan kuantitas lahan terbangun (coverage) tetap sama. Perkembangan dengan cara ini sering terjadi dipinggir kota, dimana lahan masih lebih murah dan dekat jalan raya yang mengarah ke kota (dimana banyak keramaian).
image Sumber : Markus Zahnd, Perancangan Kota Secara Terpadu
Gambar : Perkembangan Horizontal

2. Perkembangan vertikal

Cara perkembangannya mengarah ke atas. Artinya, daerah pembangunan dan kuantitas lahan tebangun tetap sama, sedangkan ketinggian bangunan-bangunan bertambah. Perkembangan dengan cara ini sering terjadi di pusat kota (dimana harga lahan mahal) dan pusat-pusat perdagangan yang memiliki potensi ekonomi.
image
Sumber : Markus Zahnd, Perancangan Kota Secara Terpadu
Gambar : Perkembangan Vertikal

3. Perkembangan interstisial

Cara perkembangannya bergerak ke dalam. Artinya, daerah dan ketinggian bangunan- bangunan rata-rata tetap sama, sedangkan kuantitas lahan terbangun (coverage) bertamabah. Perkembangan dengan cara ini sering terjadi di pusat kota dan antara pusat kota dan pinggir kota yang kawasannya sudah dibatasi dan hanya dapat dipadatkan.
image Sumber : Markus Zahnd, Perancangan Kota Secara Terpadu
Gambar : Perkembangan Interstisial

Tidak ada komentar:

Posting Komentar