Selasa, 10 Februari 2015

Daya Dukung Tanah

Capture

Daya dukung (bearing capacity) adalah kemampuan tanah untuk mendukung beban baik dari segi struktur pondasi maupun bangunan diaatasnya tanpa terjadi keruntuhan geser.
Daya dukung terbatas ( ultimate bearing capacity ) adalah gaya dukung terbesar dari tanah dan biasanya diberi simbol qult. Daya dukung ini merupakan kemampuan tanah untuk mendukung beban, dan diasumsikan tanah mulai terjadi keruntuhan. Besarnya daya dukung yang diijinkan sama dengan daya dukung batas dibagi angka keamanan, rumusnya adalah :
image
Tanah harus mampu memikul beban dari setiap konstrukrsi yang diletakkan pada tanah tersebut tanpa kegagalan geser (shear failure) dan dengan penurunan (settlement) yang dapat ditolelir untuk konstruksi tersebut. Kegagalan geser dapat mengakibatkan distorsi bangunan yang berlebihan dan bahkan keruntuhan. Penurunan yang berlebihan dapat mengakibatkan kerusakan struktural pada kerangka bangunan, retak-retak pada plesteran, pemakaian berlebihan atau kerusakan peralatan karena ketidaksejajaran akibat penurunan pondasi. Kerusakan konstruksi yang disebabkan oleh perencanaan pondasi yang tidak memadai umumnya diakibatkan oleh penurunan yang berlebihan. Sehingga perlu diadakan penyelidikan terhadap tahan geser maupun penurunan. Dalam banyak hal, kriteria penurunan akan menentukan daya dukung yang diijinkan, akan tetapui pada beberapa kasus gaya geser dasar membatasi daya dukung ijin.

Persamaan Daya Dukung

Dewasa ini tidak ada metode untuk mendapatkan daya dukung puncak suatu pondasi selain dari hanya suatu perkiraan. Ada beberapa teori persamaan daya dukung yang sering dijumpai penggunaannya, seperti teori persamaan daya dukung dari Terzaghi, Meyerhof.
  • Persamaan Daya Dukung Terzaghi

Persamaan-persamaan daya dukung Terzaghidimaksudkan untuk pondasi-pondasi dangkal dimana : D ≤ Nilai
qult = C. Nc . Sc + q. Nq + 0.5.g.B.Ng.Sg
image

Tabel Faktor Daya Ddukung untuk Persamaan Terzaghi

Ø deg Nc Nq Ng Kpg
0
5
10
15
20
25
30
34
35
40
45
48
50
5.7*
7.3
9.6
12.9
17.7
25.1
37.2
52.6
57.8
95.7
172.3
258.3
347.5
1.0
1.6
2.7
4.4
7.4
12.7
22.5
36.5
41.4
81.3
173.3
287.9
415.1
0.0
0.5
1.2
2.5
5.0
9.7
19.7
36
42.4
100.4
297.5
780.1
1153.2
10.8/
12.2
14.7
18.6
25.0
35.0
52.0
82.0
141.0
298.0
800.0
* = 1.5p +1
Sumber : Mekanika tanah 2, Hary Christady H.

  • Persamaan Mayerhof

Meyerhof menyarankan suatu persamaan daya dukung yang mirip dengan saran Terzaghi tetapi memasukkan suatu faktor bentuk Sq untuk ketentuan kedalaman Nq.
Beban vertikal : q ult = C. Nc.Sc.dc + q.Nq.Sq.dq + 0,5.B.Ng.Sg.dg
Beban horizontal : q ult = C.Nc.dc.ic + q.Nq.dq.iq + 0,5g.B.Ng.dg. ig
x tan Ø tan {45 + Ø / 2 }
Nq = e
Nc = ( Nq – 1) cot Ø
Ng = ( Nq – 1) tan (1,4 Ø )

Tabel Faktor – factor bentuk, kedalaman dan kemiringan untuk persamaan daya dukung Meyerhof :

Faktor
Nilai
Untuk
Bentuk Sc = 1+ 0.2 Kp B L
Sq = S = 1+ 0.1 Kp B
L Sq =Sg = 1
Semua Ø Ø > 10
Ø = 0
Kedalaman dc = 1 + 0.2√ Kp D
B
dc = dg = 1+ 0.1 √ Kp D
B
dq = dg = 1
Semua Ø
Ø > 10
Ø = 0
Kemiringan ic = iq = {1 - θ º / 90º } Semua Ø
ig = { 1 - θ º / Ø º } Ø > 10
Dimana Ig = 1
Kp = tan ² ( 45 + Ø /2 )
Ø = 0
θ = sudut resultan diukur dari vertikal tanpa tanda
B, L, D = sudah ditentukan sebelumnya
Sumber : Mekanika tanah 2, Hary Christady H

Tidak ada komentar:

Posting Komentar