Daya dukung (bearing capacity) adalah kemampuan tanah untuk mendukung beban baik dari segi struktur pondasi maupun bangunan diaatasnya tanpa terjadi keruntuhan geser.
Daya dukung terbatas ( ultimate bearing capacity ) adalah gaya dukung terbesar dari tanah dan biasanya diberi simbol qult. Daya dukung ini merupakan kemampuan tanah untuk mendukung beban, dan diasumsikan tanah mulai terjadi keruntuhan. Besarnya daya dukung yang diijinkan sama dengan daya dukung batas dibagi angka keamanan, rumusnya adalah :
Tanah harus mampu memikul beban dari setiap konstrukrsi yang diletakkan pada tanah tersebut tanpa kegagalan geser (shear failure) dan dengan penurunan (settlement) yang dapat ditolelir untuk konstruksi tersebut. Kegagalan geser dapat mengakibatkan distorsi bangunan yang berlebihan dan bahkan keruntuhan. Penurunan yang berlebihan dapat mengakibatkan kerusakan struktural pada kerangka bangunan, retak-retak pada plesteran, pemakaian berlebihan atau kerusakan peralatan karena ketidaksejajaran akibat penurunan pondasi. Kerusakan konstruksi yang disebabkan oleh perencanaan pondasi yang tidak memadai umumnya diakibatkan oleh penurunan yang berlebihan. Sehingga perlu diadakan penyelidikan terhadap tahan geser maupun penurunan. Dalam banyak hal, kriteria penurunan akan menentukan daya dukung yang diijinkan, akan tetapui pada beberapa kasus gaya geser dasar membatasi daya dukung ijin.
Persamaan Daya Dukung
Dewasa ini tidak ada metode untuk mendapatkan daya dukung puncak suatu pondasi selain dari hanya suatu perkiraan. Ada beberapa teori persamaan daya dukung yang sering dijumpai penggunaannya, seperti teori persamaan daya dukung dari Terzaghi, Meyerhof.
-
Persamaan Daya Dukung Terzaghi
Persamaan-persamaan daya dukung Terzaghidimaksudkan untuk pondasi-pondasi dangkal dimana : D ≤ Nilai
qult = C. Nc . Sc + q. Nq + 0.5.g.B.Ng.Sg
Tabel Faktor Daya Ddukung untuk Persamaan Terzaghi
Ø deg | Nc | Nq | Ng | Kpg |
0 5 10 15 20 25 30 34 35 40 45 48 50 | 5.7* 7.3 9.6 12.9 17.7 25.1 37.2 52.6 57.8 95.7 172.3 258.3 347.5 | 1.0 1.6 2.7 4.4 7.4 12.7 22.5 36.5 41.4 81.3 173.3 287.9 415.1 | 0.0 0.5 1.2 2.5 5.0 9.7 19.7 36 42.4 100.4 297.5 780.1 1153.2 | 10.8/ 12.2 14.7 18.6 25.0 35.0 52.0 82.0 141.0 298.0 800.0 |
* = 1.5p +1
Sumber : Mekanika tanah 2, Hary Christady H.
-
Persamaan Mayerhof
Meyerhof menyarankan suatu persamaan daya dukung yang mirip dengan saran Terzaghi tetapi memasukkan suatu faktor bentuk Sq untuk ketentuan kedalaman Nq.
Beban vertikal : q ult = C. Nc.Sc.dc + q.Nq.Sq.dq + 0,5.B.Ng.Sg.dg
Beban horizontal : q ult = C.Nc.dc.ic + q.Nq.dq.iq + 0,5g.B.Ng.dg. ig
x tan Ø tan {45 + Ø / 2 }
Nq = e
Nc = ( Nq – 1) cot Ø
Ng = ( Nq – 1) tan (1,4 Ø )
Tabel Faktor – factor bentuk, kedalaman dan kemiringan untuk persamaan daya dukung Meyerhof :
Faktor | Nilai | Untuk |
Bentuk | Sc = 1+ 0.2 Kp B L Sq = S = 1+ 0.1 Kp B L Sq =Sg = 1 | Semua Ø Ø > 10 Ø = 0 |
Kedalaman | dc = 1 + 0.2√ Kp D B dc = dg = 1+ 0.1 √ Kp D B dq = dg = 1 | Semua Ø Ø > 10 Ø = 0 |
Kemiringan | ic = iq = {1 - θ º / 90º } | Semua Ø |
ig = { 1 - θ º / Ø º } | Ø > 10 | |
Dimana | Ig = 1 Kp = tan ² ( 45 + Ø /2 ) | Ø = 0 |
θ = sudut resultan diukur dari vertikal tanpa tanda
B, L, D = sudah ditentukan sebelumnya
Sumber : Mekanika tanah 2, Hary Christady H
Tidak ada komentar:
Posting Komentar