Senin, 17 November 2014

Sistem Drainase Bandar Udara


Bahasan kita kali ini hanya menyorot lapangan terbang yang landasan pacunya berupa beton yang biasa didarati pesawat jenis Boeing bukan landasan pacu berupa rumput, seperti beberapa lapangan terbang di beberapa daerah di Pegunungan Tengah Papua yang didarati pesawat jenis Twin Otter, Pilatus atau Cessna.

Drainase lapangan terbang intinya difokuskan pada draibase area runway dan shoulder, karena runway dan shoulder merupakan area yang sulit diresapi, maka analisis kapasistas/debit hujan mempergunakan formula drainase muka tanah atau surface drainage. Kemiringan keadaan melintang untuk runway umumnya lebih kecil atau sama dengan 1,50 %, kemiringan shoulder ditentukan antara 2,50 % sampai 5 %.

Selanjutnya, kemiringan kearah memanjang ditentukan sebesar lebih kecil atau sama dengan 0,10 %, angka-angka tersebut merupakan standar atau ketentuan yang ditetapkan FAA (Federal Aviation Administration) Amerika Serikat. Genangan air di permukaan runway maksimum 14 cm, dan harus segera dialirkan. Di sekeliling pelabuhan udara terutama di sekeliling runway dan shoulder, harus ada saluran terbuka untuk drainase mengalirkan air (interception ditch) dari sisi luar lapangan terbang.

Kira-kira seperti itulah syarat-syarat mutlak drainase lapangan terbang yang harus dimilki suatu bandara, ini dimaksudkan agar hal-hal yang tidak diinginkan  seperti kecelakaan pesawat akibat tergelincir di runway bisa diminimalisir, sehingga kenyamanan dan keamanan pengguna dan pemakai jasa transportasi udara dapat terpenuhi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar