Rabu, 12 November 2014

SIFAT BAHAN DASAR BETON

Sifat bahan dasar beton mempengaruhi kekuatan beton, berikut dibahas tentang bahan-bahan dasar pembentuk beton, yakni semen, agregat dan air.

a.    Semen Portland


Sesuai tujuannya, semen portland di Indonesia dibagi menjadi 5 jenis:
Jenis I:  Untuk penggunaan yang umum.
Jenis II: Untuk pemakaian yang memerlukan ketahanan terhadap sulfat dan panas
              hidrasi sedang.
Jenis III: Untuk persyaratan kekuatan awal yang tinggi.
Jenis IV: Untuk pengunaan panas hidrasi yang rendah.
Jenis V:  Ketahanan yang tinggi terhadap sulfat.

Semen lainnya yang diproduksi yakni semen portland pozolan. Semen jenis ini menghasilkan panas hidasi lebih sedikit, lebih tahan terhadap kotoran dalam air, cocok untuk bangunan di laut, bangunan pengairan dan beton massa, namun kuat tekannya optimumnya berjalan lebih lama, biasanya sampai tiga bulan, sedangkan beton biasa kuat tekan optimumnya pada umur 28 hari (satu bulan).

Semen yang dijual di pasaran hanya dapat bertahan selama beberapa bulan saja. Penyimpanan seman dalam waktu lama agar mutunya tetap terjaga dilakukan dengan cara  menghindari dari uap air, yakni pada ruangan yang kering, lantai yang tidak porous, jendela tertutup serta bagian bawahnya diberi lembaran lapisan kedap air. Semen yang disimpan lebih dari tiga bulan perlu dicek kekuatannya sebelum digunakan.
 
b.    Agregat


Agregat merupakan bahan pengisi dalam campuran mortar atau beton. Jumlah agregat dalam beton mencapai 70 persen. Dalam praktek, agregat digolongkan menjadi 3 kelompok:
§  Batu, ukuran butirnya lebih besar dari 4 cm.
§  Kerikil, ukuran butirnya antara 0,5 cm sampai 4 cm.
§  Pasir, ukuran butirnya antara 0,015 cm sampai 0,5 cm.
Agregat yang diterangkan tadi adalah agregat alami. Ada lagi agregat buatan, antara lain:
§  Batu pecah.
§  Pecahan genteng.
§  Tanah liat bakar.
§  Kerak besi.
§  Shale atau lempung bakar.
§  Pasir dari batu yang dipecah, dan sebagainya.

Agregat yang baik sebenarnya adalah batu pecah, agregat batu bulat karena lekatannya kurang baik, apalagi yang berbentuk pipih atau panjang, agregat pipih dalm adukan beton akan mudah udara terperangkap di sisi bawahnya.
Syarat agregat:
§  Butirannya tajam, kuat dan bersudut.
§  Tidak mengandung kotoran atau tanah. Untuk beton mutu 10 Mpa, maksimal kotoran hanya 5 persen. Untuk mutu beton yang lebih tinggi, kotoran tidak lebih dari 2, persen. Kotoran tersebut adalah apabila lebih kecil dari ukuran saringan dengan ayakan 0,075 mm.
§  Tidak mengandung zat organis, biasanya diuji dengan larutan NaOH sebanyak 3% pada larutan air.
§  Mempunyai variasi ukuran butir (gradasi) yang baik (bervariasi)
§  Untuk agregat kasar tidak boleh mengandung butiran pipih atau lonjong lebih dari 20 persen.
  

c.    Air


Bila semen bersentuhan dengan air, maka semen bereaksi dan tejadi proses hidrasi pada setiap butirannya. Reaksi tersebut berlangsung selama 2 sampai 5 jam, setelah itu semen berubah dalam bentuk gel (butiran yang sangat halus) yang mengembang, pengembangan tersebut menyebabkan pasta semen menjadi berpori atau terdapat celah-celah kecil dalam pasta semen, hal inilah salah satunya yang menyebabkan beton sulit untuk dapat kedap air.
Jumlah air yang diperlukan untuk membuat gel yakni sebanyak 25 persen saja dari berat semen, jadi faktor air semen (fas) sebanyak 25 persen sudah cukup untuk membuat pasta semen bereaksi membentuk gel yang akan menghasilkan pasta semen yang sangat kuat, namun apabila cuaca sangat panas, air dalam pasta semen akan menguap, disamping itu jumlah air yang sedikit tersebut akan sulit untuk mengaduk dan menuangkan beton atau sifat pengerjaannya (workability). Kebanyakan di lapangan, jumlah air ditambahkan sebanyak 25 persen, jadi sekitar 40 persen air, penambahan air harus dikontrol supaya tidak berlebihan, kelebihan air akan sangat merugikan dan sangat menurunkan kualitas betonnya, agar supaya beton mudah dikerjakan (workability), maka faktor air semen yang umum digunakan sebanyak 40 sampai 60 persen dari jumlah semennya.  
Ketentuan kualitas air untuk beton:
§  Tidak boleh mengandung butiran melayang (lumpur) lebih dari 2 gram/liter, kalau lebih maka kekuatan beton jadi rendah.
§  Tidk boleh mengandung  garam-garaman lebih dari 15 gram/liter. Air laut mengandung garam, akan merusak tulangan baja, sehingga tidak baik untuk campuran beton.
§  Tidak mengandung clorida lebih dari 0,5 gram/liter.
§  Tidak mengandung senyawa sulfat lebih dari 1 gram/liter.

Air yang layak diminum biasanya memenuhi syarat untuk campuran beton, tapi bukan berarti syarat air untuk beton sama dengan syarat air minum. Air yang layak untuk campuran beton apabila kekuatan beton mencapai 90 persen dari beton yang dibuat dengan air suling.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar