Rabu, 12 November 2014

KARAKTERISTIK BETON

Beton sudah dikenal masyarakat sejak lama dan hampir seluruh masyarakat pernah melihat/melakukan kegiatan pelaksanaan pencampuran adukan beton, baik dengan cara biasa berdasarkan pengalaman maupun dengan cara teknis dikendalikan dengan baik. Kualitas beton yang dihasilkan tergantung dari banyak faktor, oleh karena itu diperlukan informasi yang memadai untuk menjamin kualitas tersebut, terutama oleh para pekerja/tukang yang selalu berhubungan dengan pekerjaan pembetonan tersebut. Pekerjaan pencampuran adukan beton secara sepintas terkesan sangat sederhana namun untuk mendapatkan kualitas beton yang baik dan mutu lebih tinggi, maka diperlukan pemahaman teori yang mendukung disamping pengalaman yang sudah dimiliki. Apabila pemahaman teknis dipadukan dengan pengalaman yang sudah ada, maka akan dapat diharapkan hasil akhir kualitas mutu beton yang lebih baik. Makalah ini menyajikan uraian mengenai teknologi pelaksanaan pencampuran adukan beton serta aspek-aspek yang mempengaruhi mutu beton.

Definisi umum:
             Beton merupakan campuran agregat {(agregat halus (pasir) dan agregat 
              kasar(kerikil/batu pecah)} yang diikat dengan pasta (semen + air).


Untuk tujuan tertentu, ditambah bahan tambah (admixture), gunanya antara lain:
o   memperlambat pengerasan; à pengecoran yang jauh dari lokasi adukan, biasanya diangkut dari lokasi pembuatan beton (ready mix) untuk proyek yang relatif jauh tempatnya atau proyek dalam kota yang sering terjadi kemacetan yang lama sehingga memerlukan waktu beberapa jam dalam perjalanan.
o   mempercepat pengerasan; à biasanya digunakan untuk pembuatan beton prategang.
o   membuat adukan lebih encer  à untuk menabah kemudahan dalam pengerjaan atau biasa disebut dengan workability.

Sifat-sifat beton:
a.    Kebaikan beton:
o   Harga relatif murah (bahan pasir, kerikil, air), kecuali harga semen.
o   Kuat tekan tinggi, bila cara pengolahannya baik, dapat menyamai kekuatan batuan alami.
o   Mudah diangkut, dituang, dicetak, dibentuk sesuai keinginan.
o   Dapat dikombinasikan dengan bahan baja untuk komponen struktur yang berat karena angka muainya yang sama. Kerjasama beton (kuat tekan) dan baja (kuat tekan dan tarik) dapat digunakan untuk struktur balok, kolom, dinding, plat lantai, dan sebaginya.
o   Beton segar dapat disemprotkan untuk menutup beton lama, atau dapat dipompa dan dituang sehingga mudah dillakukan pada tempat-tempat yang posisinya sulit.
o   Beton lebih tahan aus dan kebakaran dibandingkan baja dan kayu.

b.    Kejelekan beton:
o   Kuat tariknya rendah sehingga mudah retak, perlu diberi baja atau tulangan kasa.
o   Beton segar mengerut saat pengeringan dan beton keras akan mengembang bila basah, sehingga perlu diadakan dilatasi (pemutusan) pada bentangan yang panjang/lebar agar tidak terjadi retak akibat perubahan kembang-susut.
o   Beton keras juga mengembang da menyusut bila terjadi peruahan suhu. Dilatasi juga diperlukan untuk mencegah retakan beton akibat perubahan suhu.
o   Beton keras bersfat getas, mudah retak, perlu diberi tulangan baja agar tidak rusak/runtuh secara tiba-tiba.

Beberapa istilah yang sering digunakan dalam teknologi beton:
Pasta-semen     : Campuran antara semen + air  (yang belum mengeras)
Spesi-mortar    : Campuran antara semen + agregat halus + air  (belum mengeras)
Mortar              : Campuran antara semen + agregat halus + air  (sudah mengeras)
Spesi-beton       : Campuran antara semen + agregat campuran (agregat halus dan 
                              agregat kasar) + air  (yang belum mengeras)
Beton                 : Campuran antara semen + agregat campuran (agregat halus dan 
                             agregat kasar) + air  (yang sudah mengeras)





Gambar  Skema Pencampuran Adukan Beton
Kuat tekan beton normal          :  pada umumnya 17 – 30 MPa atau setara dengan mutu beton K170                                                         (kg/cm2) sampai K300 (kg/cm2).
Kuat tekan beton mutu tinggi :    diatas 55 MPa
Kuat tekan beton prategang    :   pada umumnya 30 – 45 MPa 



Nilai kuat tekan beton, berdasarkan peraturan beton tahun 1991 (SK SNI -1991) disimbolkan dengan fc’ (dalam Mpa), misalnya fc’ 20, fc’ 30 dan sebagainya, sedangkan peraturan lama (PBI1971) disimbolkan dengan K atau karakteristik (dalam kg/cm2), misalnya K200, K 300 dan sebagainya. Untuk menguji kuat tekan beton digunakan mesin uji seperti terlihat pada Gambar 1.

Gambar  Mesin Uji Tekan Beton
Kuat tekan beton (normal) naik secara cepat sampai umur 28 hari, seterusnya kenaikan kuat tekan berlangsung lambat dalam hitungan bulan atau tahun, sehingga pada umumnya kekuatan beton dipakai sebagai acuan pada umur 28 hari.
Kuat tekan beton umur 7 hari sekitar 70% terhadap umur beton 28 hari sedangkan kuat tekan beton umur 14 hari sekitar 85%  terhadap beton 28 hari (seperti terlihat pada Gambar 2). Dari hasil penelitian ternyata kekuatan beton terus naik sampai umur 50 tahun.
Gambar Kuat tekan beton terhadap umur

Di negara-negara yang sudah maju seperti di Jepang dan Prancis, mereka dapat membuat beton dengan kuat tekan  mencapai 100 Mpa atau setara 1000 kg/cm2 dengan cara mempertimbangkan berbagai faktor yang mempengaruhi kuat tekan beton.

Kekuatan beton dipengaruhi oleh banyak faktor, beberapa faktor yang sangat menentukan, yakni :
1.    Sifat bahan dasarnya,
2.    Komposisi campuran,
3.    Pelaksanaan
4.    Perawatannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar