Selasa, 20 Januari 2015

Hemat Energi Melalui Green Building




GREEN SCHOOL BALI

     Desain sebuah gedung maupun rumah harus mengacu kepada konsep ramah lingkungan. Satu hal yang patut disadari bahwa pembangunan sebuah gedung menghasilkan karbondioksida terbesar, yang dampaknya terlihat langsung pada kasus global warming serta climate exchange. Pemakaian energi pada sebuah proyek pembangunan pun dinilai terlampau besar, sementara ketersediaan bahan bakar minyak maupun listrik sedang dalam kondisi penghematan. Oleh karena itu menjadi sebuah keharusan untuk mendesain sebuah bangunan berkonsep ramah lingkungan. Konsep green building atau bangunan ramah lingkungan didorong menjadi tren dunia bagi pengembangan properti saat ini. Green building juga diharapkan mampu berkontribusi secara langsung dalam menahan laju pemanasan global. Tidak hanya sampai disitu, penghematan air dan energi serta penggunaan energi terbarukan menjadi poin utama yang terus dibahas dalam sebuah konsep green building, sehingga masalah ketersediaan lingkungan hijau mampu terselesaikan dengan baik.

     Selain itu sebuah bangunan yang dibangun dengan konsep green building ternyata lebih memiliki nilai jual yang tinggi. Hal ini semakin membuktikan kesadaran masyarakat terhadap lingkungan hidup, oleh karena itulah para praktisi dituntut untuk aktif mengedukasi masyarakat tentang pentingnya sebuah bangunan berkonsep green building. Serta terus berinovasi dalam menghemat penggunaan daya dan energi pada sebuah hunian.


Peran Aktif Desainer
     Dalam mendirikan sebuah bangunan banyak hal yang mesti diperhatikan. Disinilah peran para arsitek dan desainer diperlukan dalam membangun sebuah bangunan berkonsep green building. Aspek-aspek semacam bahan material, ketersediaan ruangan hijau, hingga instalasi air dan listrik yang optimal namun tetap efisien perlu dibedah secara mendalam kala membangun sebuah produk. Tak hanya sampai disitu proses pembangunan pun perlu ditelaah lebih dalam, semisal pembuangan limbah-limbah bahan bangunan, maupun konsumsi daya listrik dan air. Sehingga kelak ketika bangunan itu berdiri tiada satupun dari bagian alam yang dirugikan.

    Dalam sebuah produk rumah tinggal banyak hal yang bisa dilakukan untuk menghemat penggunaan energi. Semisal dengan memasang banyak kaca dan jendela untuk meminimalisir daya pakai listrik di siang hari dan mengoptimalkan fungsi cahaya matahari ke dalam ruang sebagai pencahayaan. Kemudian menggunakan instalasi keran dengan sensor otomatis, sehingga air hanya dipakai saat dibutuhkan saja.

     Hal-hal simpel semacam inilah yang akhirnya mampu merealisasikan konsep green building pada sebuah rumah tinggal maupun gedung perkantoran. Tak hanya soal material dan gadget yang digunakan, desain sebuah bangunan pun tetap harus diperhatikan. Semisal ruangan dengan sedikit sekat untuk menghemat penggunaan lampu, atau menggunakan panel surya sebagai energi pengganti listrik. Walaupun dinilai mahal namun untuk kedepannya hal ini justru akan lebih hemat dan efisien.
Sirkulasi udara menjadi bagian yang kalah pentingnya dalam konsep green building, ketersediaan ruang terbuka hijau dinilai sebagai sesuatu yang penting, mengingat isu global warming yang kian terdengar. Dengan hadirnya ruang terbuka hijau pada sebuah hunian, sirkulasi udara di dalam tempat tinggal pun dinilai lebih baik, terlebih jika ketersediann ventilasi udara yang searah sehingga memperlancar sirkulasi pasokan udara dan menghemat penggunaan ac.

Green Interior
   Interior yang green adalah ruang interior yang tidak membutuhkan banyak energi, air dan tidak menghasilkan terlalu banyak limbah untuk menjadi ruang tinggal yang nyaman secara keseluruhan bagi hidup manusia dalam segala aktifitasnya setiap waktu.


Pencahayaan
  1. Banyak jendela, pastikan bangunan tidak menghadap ke sumbu barat / timur. Manfaatkan sebanyak mungkin cahaya alami, karena kita berada di negara tropis sehingga sinar matahari lebih banyak memberikan berkas sinar inframerah yang menguntungkan dibandingkan ultra-violet.
  2. Gunakan sensor cahaya di tempat-tempat yang terjangkau sinar matahari, sehingga lampu akan otomatis mati pada saat kebutuhan pencahayaan di ruang-ruang tersebut telah terpenuhi oleh sinar matahari.
  3. Gunakan AC yang sesuai untuk iklim tropis
  4. Pastikan setiap ruangan memiliki view keluar semaksimal mungkin.
  5. Pastikan ada tanaman yang sesuai di depan bukaan-bukaan ruang, untuk menyaring panas dari sinar matahari, sehingga kebutuhan energi untuk mendinginkan ruangan pun bisa diminimalkan.
  6. Gunakan task lighting, dan pilih lampu yang hemat energi.
Air bersih
    Yang tidak kalah pentingnya dalam green interior adalah penghematan air bersih. Dalam kehidupan sehari-hari, air bersih paling banyak tersedot dari kamar mandi dan dapur, Padahal tidak ada bangunan yang tidak memiliki kamar mandi/toilet dan dapur. Jadi mestinya langkah penghematan air bersih melalui penggarapan disain dan pemilihan material serta fixture yang matang akan membawa perbedaan yang sangat besar bagi keuntungan umat manusia.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar