Sabtu, 16 Agustus 2014

UNSUR - UNSUR DALAM PERENCANAAN

Memahami unsur-unsur perencanaan merupakan keharusan untuk menghindari kesalahan yang tidak perlu terjadi. Unsur-unsur perencanaan adalah keadaan yang dapat mempengaruhi hasil perencanaan. Keadaan-keadaan itu dapat berwujud peraturan dan persyaratan formal yang berlaku atau keadaan pada tanah setempat yang terjadi secara alami.

Lebih lanjut keadaan yang merupakan unsur perencanaan dapat di golongkan atas tiga jenis :
1. Keadaan tanah setempat
2. Keadaan iklim setempat
3. Orientasi tanah setempat
  • Keadaan tanah setempat
Sebagaimana diketahui, situasi dan kondisi tanah di setiap tempat tidak selalu sama. Pertama-tama harus di lihat unsur-unsur perencanaan formal yang berupa peraturan dan persyaratan yang berlaku pada tanah setempat. Dalam peraturan dan persyaratan yang berlaku pada tanah setempat yang tercakup bentuk dan jenis bangunan yang boleh didirikan, garis-garis bangunan dan jalan yang mengatur tata letak bangunan yang baik, teratur, dan terencana pada suatu wilayah sesuai dengan norma-norma pembangunan kota.


Untuk mengetahui peraturan dan persyaratan formal yang berlaku, dapat di tempuh dengan cara sebagai berikut :

Pertama-tama mengajukan permohonan pengukuran dan pemetaan persil tanah yang di miliki pada Dinas Tata Kota setempat. Kemudian berdasarkan hasil pengukuran pengukuran dan pemetaan itu diajukan permohonan keterangan rencana (advise planning) pada Dinas Tata Kota setempat. Keterangan teknis lebih lanjut bisa didapat dari Dinas Pembangunan Pengawasan Kota setempat.

Peta situasi, keterangan rencana dan peraturan/persyaratan formal tersebut merupakan pedoman dasar dalam perencanaan. Akan tetapi agar diketahui unsur-unsur perencanaan yang lebih jelas dan lengkap, perlu di adakan penelitian secara langsung pada persil tanah setempat.

Dengan penelitian langsung pada persil tanah setempat akan di ketahui lebih jelas keadaan yang terjadi secara alamiah, misalnya :
  1. Perbedaan tinggi rendahnya tanah
  2. Kekerasan/kepadatan tanah
  3. Kecepatan dan arah aliran udara
  4. Kebisingan dan frekuensi lalu lintas
  5. Tumbuh-tumbuhan/pohon yang ada di sekitar persil
Hasil penelitian keadaan tanah setempat merupakan data yang sangat penting dalam perencanaan, sebab :

Dengan diketahui perbedaan tinggi rendahnya permukaan tanah, maka akan dapat ditetapkan tinggi lantai bangunan dari permukaan tanah yang aman dari banjir dan bersifat ekonomis. Selain itu tinggi rendahnya permukaan tanah (contour) dapat di manfaatkan dalam segi keindahan, misalnya pertamanan, kolam, dan lain-lain.
Kekerasan/kepadatan tanah sangat penting dari segi teknis untuk menetapkan jenis dan tipe pondasi yang akan dipergunakan.

Kecepatan dan arah aliran udara perlu diketahui untuk menetapkan ukuran pembukaan (lubang angin atau ventilasi, pintu dan jendela) sehingga ruangan memiliki sirkulasi udara yang sesuai dengan kebutuhan (tidak terlampau kecil atau besar).
Data tentang kebisingan dan frekuensi lalu lintas perlu sebagai dasar untuk mengatur tata letak ruangan dan penggunaan jenis bahan bangunan yang kedap suara, sehingga ruangan yang memerlukan suasana tenang dapat terwujud.

Pohon dan tumbuh-tumbuhan mempunyai arti serta manfaat yang besar dalam kehidupan manusia, oleh karena tumbuh-tumbuhan dapat berfungsi sebagai :
  1. Pelindung manusia/bangunan dari panas matahari
  2. Mencegah dan mengurangi aliran angin besar
  3. Mencegah dan mengurangi suara bising
  4. Menyerap debu dan kotoran
  5. Memproduksi zat asam pada siang hari yang diperlukan untuk kehidupan manusia
  6. Mengatur dan melindungi tata air tanah
  7. Mencegah erosi dan tanah longsor
  8. Menyejukkan udara dan memperindah pemandangan
Melihat fungsi pohon dan tumbuh-tumbuhan yang besar serta luas, maka data tentang ada atau tidaknya pohon pada persil tanah sangat penting.

Seandainya pada persil tanah telah ada pohon dan tumbuh-tumbuhan yang sehat dan masih cukup muda, sebaiknya dimanfaatkan untuk fungsi-fungsi tersebut. Dan seandainya pada persil tanah tidak terdapat pohon/tumbuh-tumbuhan, maka dalam perencanaan harus direncankan tempat untuk pohon/tumbuh-tumbuhan.

  • Keadaan iklim setempat
Dalam kehidupan kita diperlukan kondisi iklim yang cocok agar kita dapat tidur/istirahat atau bekerja dengan nyaman. Sebab iklim yang tidak cocok dengan tubuh kita, misalnya temperatur udara terlampau panas atau terlampau dingin, akan mempengaruhi keadaan mental dan fisik kita.


Kondisi iklim yang nyaman (comfort) paling tidak bisa terdapat dalam rumah tinggal sebagai lingkungan kehidupan yang terdekat dengan kehidupan kita sehari-hari. Iklim yang nyaman (comfort) dipengaruhi oleh factor-faktor sebagai berikut :
  1. Temperatur udara
  2. Kelembaban
  3. Peredaran udara
  4. Radiasi panas
Temperatur dan kelembaban udara secara langsung mempengaruhi perasaan nyaman pada tubuh. Disamping itu peredaran udara dan panas juga akan mempengaruhi perasaan nyaman.

Sesuai dengan tujuan perencanaan yang lengkap dan sempurna, maka factor iklim harus diperhatikan. Sebab perencanaan tanpa memperhatikan faktor-faktor iklim setempat mungkin dapat menghasilkan suatu bangunan rumah yang indah tetapi tidak nyaman (comfort) untuk di tempati.

Iklim di Indonesia adalah tipe iklim panas lembab, karena Indonesia terletak pada posisi 6 derajat Lintang Utara (LU) sampai 8 derajat Lintang Selatan (LS), dengan cirri-ciri sebagi berikut :
  1. Penyinaran matahari merata sepanjang tahun
  2. Tekanan udara rendah
  3. Udara selalu berawan
  4. Temperatur udara cukup tinggi (antara 23 s/d 32 derajat celcius)
  5. Kelembaban udara sangat tinggi (antara 75 s/d 90%)
  6. Curah hujan besar sepanjang tahun (bisa mencapai 250 s/d 380 mm dalam 24 jam)
  7. Tumbuh-tumbuhan banyak mengandung air dan cepat tumbuh serta banyak nyamuk serta rayap yang dapat merusak bangunan
Dengan adanya ciri-ciri iklim tropis tersebut, maka kenyamanan di rumah tinggal di Indonesia tergantung dari system peredaran udara (sirkulasi udara) dan pembatasan radiasi panas sebagai system pengendaian iklim.

Peredaran udara di dalam ruangan merupakan system yang diperlukan untuk membantu mempercepat proses penguapan panas dan keringat pada tubuh manusia. Pembatasan radiasi panas dengan menghindari panas matahari secara langsung adalah agar tidak meningkatkan panas pada tubuh dan ruangan di dalam rumah, dan agar panas matahari dari luar dapat memanasi struktur bangunan yang kemudian terpancar kembali pada ruangan atau tubuh manusia yang berada di dalamnya.

Sistem pengendalian iklim panas lembab untuk mencapai peredaran udara yang baik dan pembatasan radiasi panas bertalian erat dengan perencanaan bentuk struktur dan bahan yang dipergunakan. Dalam hal ini bentuk struktur bangunan harus direncanakan sedemikian rupa, sehingga memungkinkan peredaran udara yang baik di dalam ruangan. Salah satu pilihan yang tepat dalam hal ini adalah dengan system ventilasi silang (cross ventilation ) dan bentuk rumah dengan teritis atap (overhang protection) sebagai pelindung dinding/struktur bangunan dari panas matahari dan hujan. Oleh karena bentuk dan struktur bangunan mempunyai keterbatasan dalam kemampuan pengendalian iklim, maka dalam mencapai hasil maksimal pengendalian iklim dalam bangunan perlu dibantu dengan penggunaan bahan bangunan yang sesuai.

Dalam hal ini penggunaan bahan bangunan untuk atap dan dinding rumah merupakan bagian yang terpenting, karena kedua bagian itu berhubungan secara langsung dengan sinar matahari dan udara di sekelilingnya. Pemilihan penggunaan bahan atap dan dinding cenderung pada pilihan jenis bahan yang ringan dan mampu menyekat panas, serta dapat memantulkan panas dan sinar matahari pada bagian luar. Oleh karena itu sejenis bahan seng atau aluminium, walaupun ringan dan ekonomis kurang sesuai untuk atap dan dinding rumah sebab kurang mampu menyekat panas dengan baik.

  • Orientasi tanah setempat
Berdasarkan hasil penelitian situasi/kondisi dan iklim pada persil tanah setempat serta peraturan dan persyaratan yang berlaku, maka akan tersusun data yang spesifik. Data ini merupakan pedoman dasar dalam perencanaan bangunan rumah yang memenuhi persyaratan kesehatan, kekuatan, kenyamanan dan keindahan.

Proses selanjutnya dalam perencanaan bangunan rumah setelah data lapangan terkumpul adalah :
  • Orientasi persil tanah
Orientasi persil tanah terhadap peredaran sinar matahari telah diketahui sejak didapat keterangan rencana yang resmi. Orientasi persil tanah ini penting untuk menetapkan orientasi bangunan yang akan didirikan di atasnya. Keterangan tentang orientasi persil tanah ini menentukan arah mana tampak muka bangunan harus menghadap. Dan selanjutnya, setelah diketahui ke arah mana tampak muka bangunan harus mengahadap, perencanaan diteruskan dengan pengaturan ruang menurut kebutuhan.
  • Orientasi bangunan terhadap sinar matahari
Sebaiknya bangunan di orientasikan ke arah utara/selatan agar sebagian besar ruang-ruang tidak menghadap matahari. Sebab sudut datang sinar matahari di Indonesia relatif kecil, sehingga akan memanaskan ruangan di dalam bangunan. Dan perlu di ingat penyinaran matahari di Indonesia merata sepanjang tahun.

Menginat pada hakikatnya sinar matahari juga di butuhkan untuk penerangan dan kesehatan dalam ruangan pada batas-batas tertentu, maka orientasi bangunan dapat dibuat tidak persis menghadap ke utara/selatan tetapi bisa dibuat agak miring sedikit. Misalnya, persil tanah dengan bagian memanjang yang boleh didirikan bangunan menghadap ke arah barat dan timur. Maka ruangan dengan kesejukkan udara yang tinggi hanya dapat di capai dengan menempatkan ruang-ruang yang membutuhkan ke arah utara/selatan.
  • Orientasi bangunan terhadap aliran udara
Aliran udara dalam ruangan di Indonesia sangat diperlukan (lihat ciri-ciri iklim panas dan lembab ). Dengan diketahuinya orientasi persil tanah dan situasi/kondisi setempat, maka akan diketahui arah aliran angin yang ada pada persil tanah.

Orientasi bangunan terhadap aliran udara erat hubungannya dengan orientasi bangunan terhadap sinar matahari. Misalnya, orientasi yang baik pada persil tanah tersebut ke arah utara/selatan, sedangkan aliran udara yang baik pada arah tersebut kurang, maka dicari pemecahannya dengan mengkombinasikan kedua unsur tersebut.

Aliran udara memang sesuatu yang dibutuhkan, akan tetapi dalam batas-batas tertentu. Misalnya, aliran udara pada suatu persil tanah tertentu sangat kencang, sebab persil tersebut dekat dengan tanah lapangan terbuka dan membawa kebisingan dalam ruangan, maka harus dibatasi. Dan sebaliknya, jika pada persil tanah tersebut tidak terdapat aliran udara yang cukup karena aliran udara terhalang bangunan disekitarnya, maka perlu diusahakan mengalirnya udara dengan cara-cara tertentu.
  • Pengaturan jarak bangunan
Walaupun dalam keterangan rencana resmi (advise planning) telah ditetapkan pesyaratan letak bangunan yang boleh didirikan dengan adanya garis-garis bangunan dan jarak bebas samping dan belakang, akan tetapi dalam perencanaan harus dilihat kondisi setempat.

Misalnya, kondisi seperti ini pada suatu persil tanah. Karena adanya bangunan disampingnya, yang berimpit dengan batas pekarangan, dengan ukuran yang besar dan tinggi sehingga mengganggu aliran udara dan menghalangi sinar matahari yang dibutuhkan, maka dalam perencanaan bangunan dibuat ruang terbuka pada bagian tersebut agar ruangan di dalam rumah mendapat aliran udara yang cukup dan penerangan dari sinar matahari yang cukup pula.

Pengaturan jarak bangunan terhadap batas pekarangan yang membentuk ruangan terbuka (walaupun maksud dan tujuan utamanya untuk mengatur peredaran udara dan sinar matahari), sebaiknya dimanfaatkan untuk pertamanan atau kolam hias, sehingga dapat menambah keindahan lingkungan rumah.
  • Pengaturan pembukaan pada dinding
Yang dimaksud pembukaan pada dinding adalah pintu-pintu dan jendela yang terdapat pada dinding bangunan. Tentang fungsi pintu dan jendela telah dibahas dalam hal elemen-elemen pokok dalam bangunan. Dalam hal ini pembahasan pengaturan pembukaan pada dinding dikaitkan dengan masalah orientasi bangunan.

Besar kecilnya pembukaan pada dinding bangunan tergantung dari arah orientasi dan kebutuhan pembukaan pada ruangan itu sendiri. Sebaiknya pembukaan terdapat pada bagian dinding bangunan yang menghadap ke arah utara dan selatan, agar tidak terkena sinar matahari secara langsung. Akan tetapi pembukaan pada posisi dinding ini harus dibuat dalam ukuran yang cukup besar, agar ruang cukup terang dan peredaran udara cukup baik.

Pembukaan dinding pada bagian utara/selatan dan dengan ukuran yang besar ini sesuai dengan kondisi iklim di Indonesia. Akan tetapi menginat ciri-ciri iklim yang lain, misalnya, sudut datang matahari yang kecil dan merata sepanjang tahun, maka pembukaan pada dinding tersebut harus terlindung dari sinar matahari langsung, silau langit dan hujan dengan cara-cara tertentu yang diuraikan pada bagian berikut.

Sedangkan jika pembukaan pada dinding terpaksa harus terletak pada bagian dinding yang menghadap ke arah timur/barat, maka ukuran pembukaan harus dibatasi maksimal tidak mengakibatkan efek-efek yang buruk ke dalam ruangan.
  • Pengaturan atap/pelindung panas dan hujan
Dalam hal ini pengaturan atap/pelindung panas dan hujan sesuai dengan iklim di Indonesia adalah dengan bentuk atap yang ringan, bahan yang mampu menyekat panas dengan baik dan memiliki teritis atap yang relatif lebar. Pada bagian-bagian tertentu teritis atap (roof-overhang) harus direncanakan dengan tepat sesuai dengan kebutuhan, sehingga cukup dapat melindungi ruangan dari sinar matahari pada jam-jam tertentu dalam sehari. Jadi masih memungkinkan penyinaran langsung matahari ke dalam ruangan pada jam-jam tertentu yang dibutuhkan. Misalnya, pada dinding yang menghadap ke arah timur yang terkena sinar matahari pagi, pelindung atap diatur sedemikian rupa tanpa menghalangi sinar matahari pagi, sehingga dapat berfungsi sebagai pelindung yang baik pada siang hari.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar