Serangga Rayap ini sudah dikenal luas oleh masyarakat Indonesia, dikenal juga dengan nama semut putih, beberapa daerah memiliki nama khusus, seperti Ranggas (Jawa tengah/timur), Anai-Anai (Sumatera), Sumpiyuh, Rinyuh (Jawa Barat). Dalam bahasa Inggris Rayap disebut juga Termites, atau White ants (semut putih)
Rayap termasuk kelompok serangga sosial, seperti juga halnya semut dan lebah. Hal yang menarik, rayap tidak bisa hidup sendiri, rayap selalu hidup berkelompok karena dengan cara itulah rayap memperoleh “kebutuhannya” untuk bisa terus hidup. Mereka membangun “rumahnya” hingga ke tempat dia mencari makan berupa “lorong-lorong” panjang dan sempit. Di beberapa daerah rayap membangun rumahnya sedemikian tingginya, uniknya rumah mewah mereka itu di bangun oleh rayap yang ternyata buta lho.
Rayap dan semut adalah satu “keluarga” yaitu Ordo Hymenoptera, namun salah satu perbedaannya adalah Rayap membutuhkan makanan kayu (selulosa) sementara semut memakan semua jenis makanan, dari serat sampai gula. Hal ini lah yang menyebabkan Rayap dianggap hama, karena memakan semua jenis kayu, bahkan rumah dan perabotan kamu yang terbuat dari kayu.
Walaupun semua jenis rayap makan kayu, tapi “cara makan” mereka berbeda-beda, ada yang makan dan sekaligus hidup bersarang di dalam kayu, ada yang membuat rumahnya di tanah, ada yang hanya memakan kayu yang hidup (pohon), ada yang hidupnya membutuhkan banyak air, ada juga yang hidup secara “kering”, dan banyak macam lainnya.
Atas dasar inilah tidak semua Rayap adalah hama bagi manusia. Di Indonesia terdapat lebih dari 200 species, dan “hanya” 20 species yang merupakan hama pemakan kayu dan juga tumbuhan kayu. Walaupun begitu perilaku mereka cukup membuat repot kita.
Beberapa cara untuk dapat “mengendalikan” serangan “tentara rayap” adalah :
Singkirkan sisa-sisa tumpukan kayu yang tidak terpakai, pohon-pohon mati, akar, disekitar rumah, karena itu adalah tempat yang cocok buat rayap bersarang.
Jika kamu membuat rumah dari kayu, sebisa mungkin hindari kontak langung atara bagian kayu dengan tanah (walaupun rayap tetap bisa membuat “lorong” menuju makanannya, tapi setidaknya kamu akan tau darimana rayap itu datang).
Pergunakan kayu yang “anti rayap” seperti jati, atau kayu yang terlah “dilapisi” bahan anti rayap
Membangun pondasi yang “kebal” serangan rayap, dengan mencampurnya dengan bahan-bahan anti rayap (banyak dijual di toko bangunan)
Menghubungi jasa penanggulangan rayap, yang memiliki banyak metode pengendalian hama rayap ini.
Bagaimanapun sebenarnya rayap adalah salah satu mahluk yang membantu proses siklus alami. Tidak seperti halnya mahluk hidup lain (termasuk manusia), rayap memiliki kemampuan “mencerna” selulosa. Namun karena manusia juga membutuhkan kayu sebagai salah satu penyokong kehidupannya, maka yang terjadi adalah rayap dan manusia saling “berebut”.
Rayap termasuk kelompok serangga sosial, seperti juga halnya semut dan lebah. Hal yang menarik, rayap tidak bisa hidup sendiri, rayap selalu hidup berkelompok karena dengan cara itulah rayap memperoleh “kebutuhannya” untuk bisa terus hidup. Mereka membangun “rumahnya” hingga ke tempat dia mencari makan berupa “lorong-lorong” panjang dan sempit. Di beberapa daerah rayap membangun rumahnya sedemikian tingginya, uniknya rumah mewah mereka itu di bangun oleh rayap yang ternyata buta lho.
Rayap dan semut adalah satu “keluarga” yaitu Ordo Hymenoptera, namun salah satu perbedaannya adalah Rayap membutuhkan makanan kayu (selulosa) sementara semut memakan semua jenis makanan, dari serat sampai gula. Hal ini lah yang menyebabkan Rayap dianggap hama, karena memakan semua jenis kayu, bahkan rumah dan perabotan kamu yang terbuat dari kayu.
Walaupun semua jenis rayap makan kayu, tapi “cara makan” mereka berbeda-beda, ada yang makan dan sekaligus hidup bersarang di dalam kayu, ada yang membuat rumahnya di tanah, ada yang hanya memakan kayu yang hidup (pohon), ada yang hidupnya membutuhkan banyak air, ada juga yang hidup secara “kering”, dan banyak macam lainnya.
Atas dasar inilah tidak semua Rayap adalah hama bagi manusia. Di Indonesia terdapat lebih dari 200 species, dan “hanya” 20 species yang merupakan hama pemakan kayu dan juga tumbuhan kayu. Walaupun begitu perilaku mereka cukup membuat repot kita.
Beberapa cara untuk dapat “mengendalikan” serangan “tentara rayap” adalah :
Singkirkan sisa-sisa tumpukan kayu yang tidak terpakai, pohon-pohon mati, akar, disekitar rumah, karena itu adalah tempat yang cocok buat rayap bersarang.
Jika kamu membuat rumah dari kayu, sebisa mungkin hindari kontak langung atara bagian kayu dengan tanah (walaupun rayap tetap bisa membuat “lorong” menuju makanannya, tapi setidaknya kamu akan tau darimana rayap itu datang).
Pergunakan kayu yang “anti rayap” seperti jati, atau kayu yang terlah “dilapisi” bahan anti rayap
Membangun pondasi yang “kebal” serangan rayap, dengan mencampurnya dengan bahan-bahan anti rayap (banyak dijual di toko bangunan)
Menghubungi jasa penanggulangan rayap, yang memiliki banyak metode pengendalian hama rayap ini.
Bagaimanapun sebenarnya rayap adalah salah satu mahluk yang membantu proses siklus alami. Tidak seperti halnya mahluk hidup lain (termasuk manusia), rayap memiliki kemampuan “mencerna” selulosa. Namun karena manusia juga membutuhkan kayu sebagai salah satu penyokong kehidupannya, maka yang terjadi adalah rayap dan manusia saling “berebut”.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar