Kamis, 02 Januari 2014

Kamus Istilah Perkuliahan

Kuliah = belajar sambil tiduran di taman? Ah, kalau gitu ane juga mau! Hehehe...


Dari respon yang saya dapat di social media, sepertinya kebanyakan pembaca blog saya adalah siswa-siswi SMA yang hendak melanjutkan kuliah di jurusan arsitektur. Banyak yang mention di Twitter bertanya tentang kuliah di jurusan arsitektur atau bagaimana cara masuknya. Saya usahakan jawab sebisanya buat pertanyaan-pertanyaan ini.

Kalau dipikir-pikir, zaman sekarang, dengan teknologi yang sudah maju, hal-hal seperti menentukan pilihan jurusan kuliah pun jadi lebih mudah. Informasi sudah banyak tersedia dan mudah diakses, tinggal kita cari dan kita jadi terbantu untuk membuat keputusan. Tidak seperti zaman dulu dimana orang harus ribet tanya ke sana-kemari.

Nah, saya yang baik hati ini juga ingin turut andil sebagai penyedia informasi bagi siswa-siswi SMA yang akan melanjutkan ke bangku perkuliahan. Berikut adalah pengertian beberapa istilah dalam dunia perkuliahan, tentu belum lengkap betul, tapi paling tidak bisa sedikit membantu dalam memberikan gambaran saat memasuki dunia kuliah nantinya. Selamat membaca!


Mata Kuliah
Mudahnya, mata kuliah sama saja dengan mata pelajaran untuk anak sekolah. Bedanya, kalau waktu masih sekolah, jadwal pelajaran ditentukan oleh pihak sekolah, siswa tinggal mengikuti. Sementara, saat kuliah, pihak kampus memang sudah menentukan jadwal perkuliahan, tapi mahasiswa bebas memilih mata kuliah yang ingin ia ambil serta waktunya, asal sesuai dengan peraturan akademik.

SKS
SKS adalah kependekan dari satuan kredit semesterdan dinyatakan dalam angka. Secara sederhana, SKS ini bisa diartikan sebagai bobot mata kuliah. Semakin banyak SKS berarti semakin penting mata kuliah tersebut. Karena, semakin tinggi bobot SKS-nya, maka semakin besar pengaruh nilai mata kuliah tersebut terhadap IP (indeks prestasi). Misalnya rata-rata mata kuliah yang kita ambil bernilai 2-3 SKS dengan nilai sebagian besar A atau AB, tapi ternyata dalam satu mata kuliah berbobot 6 SKS (jumlah SKS-nya besar berarti mata kuliah utama) kita mendapat nilai C atau D, maka IP keseluruhan bisa ikut jeblok karena mata kuliah tersebut.

Satu satuan SKS sendiri biasanya ditentukan berdasarkan durasi kuliah tatap muka, yakni 50 menit per minggu. Berarti, untuk mata kuliah 2 SKS, kita harus mengikuti perkuliahan selama 100 menit tiap minggunya. Ada juga yang dihitung berdasarkan waktu pengerjaan tugas mandiri di rumah (seperti PR) atau tugas kelas, namun jarang sekali dipakai.

SKS ini juga turut mempengaruhi singkat atau lamanya waktu perkuliahan kita. Tidak seperti saat sekolah, SMA misalnya, dimana kita sudah ditentukan untuk lulus setelah tiga tahun (kecuali tinggal kelas), saat kuliah kita bisa membuat sendiri perhitungan waktu kelulusan kita melalui jumlah SKS yang kita ambil tiap semesternya. Jumlah SKS yang memenuhi syarat kelulusan untuk jenjang S1 adalah 144 SKS yang ditempuh dalam waktu normal 8 semester (4 tahun). Berarti, rata-rata tiap semester kita mengambil 18 SKS. Kalau dalam beberapa semester kita mengambil lebih dari jumlah tersebut, misalnya 22 atau 24 SKS, tentu kita bisa lulus kuliah kurang dari delapan semester.

Tetapi, tentu saja ketentuan pengambilan jumlah SKS tersebut harus tetap mengacu pada peraturan akademis. Seperti misalnya di kampus saya, ada pembatasan pengambilan SKS berdasarkan nilai IP semester sebelumnya (IP ≥ 3,00 SKS max. 24; IP 2,5-2,99 SKS max. 20; IP 0-2,49 SKS max. 16). Selain itu perlu diperhatikan juga syarat-syarat pengambilan mata kuliah, misalnya mata kuliah semester ganjil biasanya tidak boleh diambil saat semester genap dan sebaliknya, serta beberapa mata kuliah yang memiliki prasyarat (misalnya harus sudah lulus mata kuliah yang lain terlebih dahulu dsb.).

Contoh KRS.


FRS/ KRS
Kalau di kampus saya sebutannya FRS, kependekan dari Formulir Rencana Studi. Ada juga yang menyebut KRS, Kartu Rencana Studi. Tapi intinya kurang lebih sama. Sesuai namanya, rencana studi, FRS ini adalah isian rencana akademik kita selama satu semester, meliputi mata kuliah yang kita ambil, jumlah sks, jadwal perkuliahan, dsb. Proses ini umumnya sudah dilakukan secara online oleh masing-masing perguruan tinggi.

Selama proses ini berlangsung, kita disarankan untuk berkonsultasi terhadap dosen wali (seperti wali kelas saat sekolah) agar kita bisa dapat gambaran tentang mata kuliah yang akan kita ambil atau bagaimana supaya kita tidak kesulitan dengan pilihan tersebut setelah masa perkuliahan berjalan. Dosen wali pulalah yang nantinya akan menyetujui dan memvalidasi FRS kia sebagai syarat agar kita dapat mengikuti perkuliahan.

Biasanya, KRS ini harus dicetak melalui badan akademik untuk digunakan misalnya saat UTS atau UAS (ditunjukkan pada pengawas sebagai salah satu syarat mengikuti ujian). Tapi rasanya aturan itu tidak berlaku sama untuk semua kampus. Saya sendiri sampai saat ini hampir tidak pernah minta cetakan KRS. Buat apa, wong UAS-nya aja nggak ada.

IP
IP merupakan singkatan dari indeks prestasi atau gampangnya nilai. Pada akhir semester, kita akan tahu nilai kita untuk masing-masing mata kuliah yang kita ikuti dan dinyatakan dalam huruf (A, AB, B, BC, C, D, dst.). Masing-masing huruf tersebut mewakili nilai dalam rentang angka tertentu, contohnya huruf A untuk nilai 80-100, AB untuk 70-79, dst. Nilai dari masing-masing mata kuliah tersebut kemudian dikalkulasikan terhadap proporsi SKS-nya serta jumlah total SKS yang kita ambil dalam satu semester tersebut, lalu didapatkanlah nilai IP ini yang dinyatakan dalam angka (maksimal 4,00). Umumnya, yang dianggap bagus adalah IP 3,00 ke atas, sebab angka demikian mencakup nilai mata kuliah yang rata-rata AB atau A.

IP sendiri ada dua jenis, IPS (indeks prestasi semester) dan IPK (indeks prestasi kumulatif). IPS dihitung berdasarkan nilai yang kita dapat dalam satu semester. Sementara itu, IPK adalah perhitungan nilai selama jangka waktu perkuliahan total yang telah kita ikuti.

transkrip, transkrip akademik, transkrip s2, mahasiswa s2, transkrip its
Contoh transkrip


Transkrip
Transkrip sama saja dengan rapor sekolah yang memuat nilai-nilai kita selama kuliah. Transkrip biasa dapat dilihat lalu dicetak secara online untuk kepentingan-kepentingan nonformal. Untuk kepentingan yang lebih resmi, transkrip yang valid hanya dapat dimohon oleh mahasiswa dan dikeluarkan melalui BAAK (Badan Administrasi Akademis & Kemahasiswaan).

Asistensi
Asistensi adalah proses bimbingan kepada dosen atau asisten dosen terkait tugas yang sedang kita kerjakan. Dalam asistensi ini, kita tidak hanya mendapat pengetahuan tentang cara pengerjaan tugas yang benar atau koreksi saat ada kesalahan. Seringkali, dosen juga memberi kita ilmu tambahan yang tidak disampaikan di kelas atau pengalaman-pengalaman pribadinya dalam bidang yang sedang dibahas.


Asistensi ini sangat penting bagi mahasiswa. Ilmu yang disampaikan dosen pada saat asistensi biasanya lebih spesifik dan mendalam, serta penyerapannya bisa lebih efektif karena disampaikan pada kelompok kecil mahasiswa saja, tidak seperti pada kelas besar. Selain itu, dosen bisa memberi masukan yang spesifik pada tugas yang kita buat, sehingga kita bisa mengerjakan tugas dengan efektif dan efisien, tepat seperti kompetensi yang diharapkan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar