Minggu, 08 September 2013

Efek Psikologis dan Karakter Warna

Saat masih kecil, jadwal tetap saya tiap hari Minggu pagi adalah duduk manis di depan televisi dan menonton tayangan anak-anak seharian. Sebagai angkatan ’90-an, tontonan favorit saya salah satunya ya ini, Power Rangers:

power rangers, lima pahlawan, super hero, warna-warni, mighty morphin, power rangers in action, power rangers formation


Yang saya tampilkan di atas adalah Mighty Morphin Power Rangers (serial power rangers pertama yang saya tonton). Meskipun versi keseluruhannya ada banyak sekali, Power Rangers selalu tampil dengan ciri khas yang konsisten: lima orang jagoan dengan kostum warna-warni. Warna yang mereka pakai jadi semacam identitas (seperti posisi pemimpin yang selalu dipegang ranger merah dan warna pink yang selalu dipakai ranger perempuan).

Tapi saya bukan mau membahas tentang Power Rangers, melainkan tentang warna. Bukan hanya bagi Power Rangers, warna juga penting bagi para desainer. Sebagai sebuah komponen visual, warna tidak hanya memperindah tampilan, tapi juga membawa karakter dan menstimulasi efek psikologis tertentu bagi pengguna atau pengamat sebuah rancangan. Contohnya, warna merah yang berkesan dinamis, enerjik, dan membangkitkan semangat. Atau warna biru yang memberi kesan teduh, tenang, dan dingin. Beda warna, beda karakter. Beda pula efeknya secara psikologis. Nah, untuk tahu lebih lanjut tentang efek psikologis dan karakter warna, berikut penjelasannya:

Putih
Memberi arti keaslian, kesan ringan, polos dan murni. Bila terlalu banyak, menimbulkan perasaan dingin, steril, dan terisolasi.

Merah Muda
Melambangkan kasih sayang dan perasaan romantis, kesan lembut serta sosok orang muda bahkan anak-anak.

Merah
Memberi kesan dinamis, enerjik, komunikatif, aktif, bersemangat, sensual, mewah, dan bersifat menstimulasi. Bila terlalu banyak, bisa merangsang perilaku agresif.

Oranye
Menggambarkan sosialisasi yang bersahabat, percaya diri, ramah dan kesan penuh harapan, kreativitas serta vitalitas. Bila terlalu banyak, bisa merangsang perilaku hiperaktif.

Kuning
Mampu memancarkan kehangatan, cahaya dan cerah, memberi inspirasi, mendorong ekspresi diri maupun kemampuan intelektual.

Ungu
Dekat dengan aura spiritualitas, magis, misterius, menarik perhatian, memancarkan kekuatan, menambah imajinasi, sensitivitas dan obsesif.

Biru
Menghadirkan kesan teduh, dingin, hening, damai, tentram, harmonis, dan merangsang kemampuan intuitif. Namun, bila terlau banyak, bisa menimbulkan kelesuan.

Hijau
Menyiratkan kesan alamiah, segar, tenang, sejuk, mendorong perasaan empati, meredakan stress dan menyembuhkan. Tapi bila terlalu banyak bisa menimbulkan kesan terperangkap.

Cokelat
Berkesan natural, membumi, stabil, menghadirkan kenyamanan, keyakinan, keamanan, kesan elegan dan akrab. Bila terlalu banyak bisa berkesan berat atau kaku.

Hitam
Mengandung kekuatan, penuh percaya diri, kesan maskulin, dramatis, penuh perlindungan, klasik dan megah. Bila terlalu banyak bisa menimbulkan perasaan tertekan.

Abu-abu
Menggambarkan kesan serius, damai, independen, dan luas. Bila terlalu banyak, bisa memberi kesan tidak komunikatif.



Kombinasi Warna

Untuk menghindari kesan monoton, satu warna bisa dikombinasikan dengan warna-warna lainnya. Ada beberapa pola kombinasi warna yang bisa dipakai. Untuk mudahnya, pergunakanlah color wheel atau roda warna seperti pada gambar di bawah ini.



Kombinasi yang pertama adalah kombinasi kontras atau komplementer. Pola ini menggabungkan warna-warna yang letaknya berseberangan pada roda warna, seperti biru-kuning, merah-hijau, dsb. Gabungan warna seperti dapat memberi karakter yang dinamis dan kuat.

Berikutnya adalah kombinasi analog, yakni gabungan antara warna-warna yang karakternya mirip atau berdekatan, letaknya bersebelahan pada roda warna, misalnya kuning-oranye, biru-hijau, dsb. Pola ini dapat memunculkan kesan harmonis.

Selanjutnya, kombinasi monokromatis yang memadukan warna dari spektrum yang sama, namun intensitasnya berbeda-beda. Contohnya, sebuah pola warna yang merupakan gradasi dari warna ungu yang sangat tua sampai ungu yang sangat muda.

Terakhir adalah kombinasi kompleks yang memadukan warna apa saja. Kunci dari kombinasi ini adalah kuantitas warna yang dipakai. Untuk menghindari kesan monoton, gunakan satu warna yang dominan dan yang lain hanya sebagai aksen.

Diolah dari Majalah ASRI edisi no. 02 Februari 2011


Tidak ada komentar:

Posting Komentar